You are currently viewing Program MJC Inklusi Disabilitas

Program MJC Inklusi Disabilitas

Luar biasa. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan workshop orientasi dunia kerja dalam penyiapan kompetensi talenta.
Berbeda dengan Workshop-workshop sebelumnya, ini merupakan program MJC inklusi penyandang disabilitas bekerjasama dengan komisi nasional disabilitas.

Bertempat di Hotel Grand Mercure Malang, workshop ini diselenggarakan selama 3 hari sejak 21 hinga 23 Juni 2022.

Dari temanya terlihat, sasaran peserta adalah mereka yang berstatus Difabel. Penyelenggara membekali mereka dengan materi dari 3 bidang keahlian. Yakni Desain grafis, Fotografi dan videografi.

Kelas Desain Grafis. (Foto by Fatoni Akbar/obeecreatives)
Kelas Videografi. (Foto by Fatoni Akbar/obeecreatives)
Kelas Fotografi. (Foto by Fatoni Akbar/obeecreatives)

Salah satu permasalahan ketenagakerjaan adalah rendahnya tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) penyandang disabilitas. Banyak penyandang disabilitas sudah terlebih dahulu mundur dan tidak berani masuk dalam pasar kerja.

Tenaga Ahli Millennial Job Center Shinta Henti Saputra menjelaskan, program ini adalah terobosan untuk meningkatkan kualitas sumber daya penyandang disabilitas agar mereka dapat bersaing di era revolusi industri 4.0

“Melalui kegiatan MJC inklusi penyandang disabilitas, para difabel akan memperoleh pelatihan sebagai penunjang dalam bersaing di era revolusi industri 4.0” paparnya di depan peserta.

Tenaga Ahli Millennial Job Center. (Foto by Fatoni Akbar/obeecreatives)

Hal senada disampaikan Kepala Disnakertrans Jatim, Himawan Estu Bagijo. Era digitalisasi saat ini, memberi peluang besar bagi mereka untuk menampilkan karya dan menerima manfaat. “ini bentuk perhatian pemerintah provinsi jawa timur, memberi pelatihan peningkatan skill melalui program MJC”, ujarnya.

Nikson Baines Siregar, salah satu orang tua peserta merasa sangat terharu dengan program ini. kepada Lalu Mahendra, salah satu mentor dia bercerita sempat menitikkan air mata disela-sela mendampingi putranya.

“Saya tidak bisa berkata-kata. perhatian, kepedulian dan kesabaran panitia, mentor dan pendamping membuka optimisme yang tinggi. Ini bentuk nyata perhatian Pemprov Jatim melalui Disnakertrans dan MJC. Kami merasa tidak berjuang sendiri” tuturnya.

Di akhir acara narasumber kelas fotografi Achmad Zulkarnain yang akrab disapa Bang Dzoel berharap agar program serupa terus dilakukan. Tidak hanya di kota Malang, tapi juga di daerah-daerah lain. “Difabel tidak hanya di Malang, tapi tersebar di berbagai daerah seluruh indonesia. semoga program ini terus berjalan” harapnya.

Karya peserta kelas Desain Grafis

Semua orang berhak untuk berkarya dan mendapat peluang yang sama. termasuk penyandang disabilitas (Lalu M)

Leave a Reply